Beranda | Artikel
Perjuangan di Sepuluh Terakhir Ramadhan
Kamis, 13 April 2023

Khutbah Pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Ibadallah,

Perlu kita ketahui bersama bahwa ibadah-ibadah yang kita lakukan tujuan disyariatkannya adalah untuk mewujudkan takwa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” [Quran Al-Baqarah: 21].

Demikian juga dengan firman Allah,

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Quran Al-Baqarah: 183]

Yakinlah, kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang berjalan dalam bingkai Alquran dan sunnah. Dan kehidupan yang baik adalah kehidupan yang diisi dengan amal shaleh.

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَجِيبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ 

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” [Quran Al-Anfal: 24].

Allah Ta’ala juga berfirman,

 مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” [Quran An-Nahl: 97].

Ibadallah,

Kita telah berpisah dengan dua puluh hari pertama di bulan Ramadhan, tersisa di hadapan kita 10 hari terakhir dari bulan mulia ini. Dan hari-harinya adalah hari yang sangat terbatas dan cepat pergi. 

Orang yang mendapat taufik di antara kita adalah orang-orang yang mengoreksi apa yang telah ia lakukan di hari-hari yang telah lalu. Kalau dia dapati kebaikan, maka itu adalah karunia dari Allah. Pujilah Allah dan bersyukurlah kepada-Nya. Mintalah kepada-Nya agar amalan-amalan tersebut diterima dan minta pula istiqomah di sisa hari-harinya, tambahan kebaikan, dan tambahan kesungguhan. Karena hari-hari yang tersisa ini lebih baik dari hari-hari yang telah berlalu. 

Kalau ternyata di hari-hari berlalu ia dapati dirinya malas-malasan, sedikit bekal amal shalehnya, meremehkan dan menyia-nyiakan, maka sesali hari-hari tersebut. Kemudian bersungguh-sungguhlah untuk hari yang tersisa. Karena besar harapan kita, hari tersisa ini menjadi pengganti untuk hari-hari yang telah berlalu. 

Ibadallah,

Dua puluh hari pertama telah berlalu, sepuluh tersisanya adalah pengganti. Tersisa untuk kita sepuluh hari yang terbaik dan terindah. Hari-hari yang paling utama yang ada di muka bumi. Tersisa untuk kita hari-hari terbaik dalam bulan Ramadhan ini. 

Ibadallah,

Sesungguhnya kita akan berhadapan pada malam-malam yang merupakan malam terbaik dalam satu tahun. Bahkan bisa jadi hari terbaik dalam sepanjang usia kita. itulah malam-malam yang terdapat satu malam yang paling mulia. Waktunya terbatas dan singkat. Malam itu penuh sesak dengan malaikat yang turun ke muka bumi. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Quran Al-Qadr: 1-5].

Itulah malam yang paling besar keberkahannya dari semua malam yang ada dalam satu tahun. Sesungguhnya bulan Ramadhan ini adalah bulan yang penuh keberkahan. Sejak awal hingga akhirnya. Namun, malam yang paling banyak keberkahannya adalah malam ini, malam al-qadr. 

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Quran Ad-Dukhan: 3-4].

Ini adalah satu malam yang kalau seseorang mengisinya dengan ibadah setara dengan perbuatannya mengisi seluruh Ramadhan dengan ibadah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu].

Kemudian sabdanya,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR. Bukhari, dari Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu].

Bagi orang-orang yang mengisi malam ini dengan serius beribadah, maka hal itu sama dengan tekun beribadah selama delapan puluh tiga tahun. Sama dalam keutamaannya, dalam pahalanya, dan dalam kebaikannya. Oleh karena itu, alangkah ruginya orang yang bermalas-malasan di malam tersebut. Mala ini hanya terdapat di bulan Ramadhan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلاَّ   مَحْرُومٌ

“Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Padanya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi darinya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan).”

Malam termulia itu berada di bagian akhir dari bulan ini berdasarkan kabar langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” [HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167].

Ibadallah,

Kita memohon kepada Allah agar memanjangkan usia kita dan mengisinya dengan ketaatan. Memberkahi usia kita. dan kita pun sangat ingin agar Allah memberikan kita kesempatan Ramadhan-Ramadhan berikutnya. Namun kita tidak mengetahui, apakah kita akan menemui kembali masa-masa seperti ini? Bisa jadi kita Allah mewafatkan kita. Karena itu, maksimalkanlah hari-hari ini. Agar kita bergembira tatkal akita berjumpa dengan Allah Ta’ala.

Bersungguh-sunggulah di malam-malam ini. Ikhlaskanlah amal. Beribadahlah kepada Allah dengan keimanan dan berharap pahala, mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang beruntung. 

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا .

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى.

Ibadallah para pencinta Rasulullah,

Allah Ta’ala menyampaikan kepada kita,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Quran Al-Ahzab: 21]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang telah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang. Dialah orang yang pertama dibukakan pintu surga. Dan beliau adalah penghuni surga tertinggi. Bersamaan dengan itu, beliau adalah orang yang mencari-cari lailatul qadar dan berharap mendapat kebaikannya. 

Beliau bersemangat di sepuluh malam terakhir. Semangat yang tidak ditemukan di malam-malam lainnya dalam satu tahun. Ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,

كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَجْتَهِدُ في العَشْرِ الأوَاخِرِ، ما لا يَجْتَهِدُ في غيرِهِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” [HR. Muslim].

Beliau juga menyatakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya.” [Muttafaq Alaih].

Di sepuluh malam terakhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memutus hubungan dengan manusia demi mencari lailatul qadar.  Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah beri’tikaf mulai dari sepuluh hari pertama Ramadhan.

اعْتَكَفَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عَشْرَ الأُوَلِ مِن رَمَضَانَ واعْتَكَفْنَا معهُ، فأتَاهُ جِبْرِيلُ، فَقالَ: إنَّ الذي تَطْلُبُ أمَامَكَ، فَاعْتَكَفَ العَشْرَ الأوْسَطَ، فَاعْتَكَفْنَا معهُ فأتَاهُ جِبْرِيلُ فَقالَ: إنَّ الذي تَطْلُبُ أمَامَكَ، فَقَامَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَطِيبًا صَبِيحَةَ عِشْرِينَ مِن رَمَضَانَ فَقالَ: مَن كانَ اعْتَكَفَ مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَلْيَرْجِعْ، فإنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ القَدْرِ، وإنِّي نُسِّيتُهَا، وإنَّهَا في العَشْرِ الأوَاخِرِ، في وِتْرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh malam pertama Ramadhan dan kami pun beri’tikaf bersama beliau. Lalu Jibril mengatakan, ‘Yang kau cari masih di depanmu’. Sehingga Rasulullah pun beri’tikaf lagi di sepuluh hari pertengahan Ramadhan. Dan kami pun beri’tikaf bersama beliau. Jibril kembali mengatakan, ‘Yang kau cari masih di depanmu’. 

Lalu di pagi hari kedua puluh Ramadhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri menyampaikan, ‘Siapa yang beri’tikaf bersama Nabi, pulanglah. Sesungguhnya aku diberi tahu kapan persisinya lailatul qadar, namun aku lupa. Namun yang jelas ia berada di sepuluh hari terakhir dan di malam ganjil’.” [HR. al-Bukhari].

Ini semua Nabi lakukan demi mencari lailatul qadar. Tentu kita lebih layak lagi untuk bersemangat mencarinya. Demi Allah, orang yang tidak mendapat kebaikan malam itu benar-benar telah terhalangi dari kebaikan. 

Karena itu ibadallah, bersungguh-sunggulah di malam tersebut dengan berbagai ibadah yang kita mampui. Siapa yang mampu beri’tikaf, lakukanlah. Yang paling utama adalah seseorang berdiam di masjid selama sepuluh hari terakhir, siang dan malam. Kalau tidak bisa, maka siangnya saja atau malamnya saja. Atau minimal waktu-waktu yang ia mampui saja.

Bersungguh-sungguhlah! Hidupkanlah malam dengan shalat, dzikir, dan doa. Karena lailatul qadar adalah malam berdoa. Kemudian bersedekahlah sekemampuan yang Anda bisa lakukan. demikian khotbah yang bisa khotib sampaikan. Semoga Allah memberi kita taufik dan Kesehatan sehingga kita bisa mengisi sepuluh hari terakhir ini dengan maksimal. Kemudian kita memohon kepada Allah agar menerima amalan-amalan kita di bulan Ramadhan ini.

﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56]، وَقَالَ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» [رَوَاهُ مُسْلِم].

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةَ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ

اللَّهمَّ إنِّا ظلَمنا أَنَفسنا ظلمًا كثيرًا ولا يغفرُ الذُّنوبَ إلَّا أنتَ فاغفِر لنا مغفرةً من عندِكَ وارحَمنا إنَّكَ أنتَ الغفورُ الرَّحيمُ

عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ  .

Didaptasi dari khotbah Jumat Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizhahullah dengan judul Madza ba’da Nisf min Ramadhan dengan sedikit penyesuaian dan perubahan.

Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/6306-perjuangan-di-sepuluh-terakhir-ramadhan.html